Plasmodium
merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit malaria. Ada empat jenis
plasmodium yang dapat menginfeksi manusia yaitu plasmodium falciparum,
plasmodium vivax, plasmodium ovale, dan plasmodium malariae.
Kingdom : Protista
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesie : Plasmodium sp
Selain
itu plasmodium juga dapat diartikan sebagai organisme sel tunggal yang mirip
hewan, memiliki selubung inti sel, membentuk spora, dapat memasuki sel lain
(yaitu sel eritrosit) dan dapat menyebabkan penyakit malaria.
I. Siklus
Hidup
a. Pada
Nyamuk
Fase seksual terjadi pada lambung
nyamuk. Segera setelah nyamuk Anopheles betina menghisap darah penderita
malaria, gametosit jantan akan mengeluarkan 4-8 flagel. Dengan flagel,
gametosit jantan bergerak menuju ke gametosit betina dan membuahinya. Hasil fertilisasi
bergerak menembus dinding lambung dan membentuk kista sepanjang dinding lambung
nyamuk, bila kista pecah akan keluar sporozoit yang akan masuk ke kelenjar liur
nyamuk dan siap menginfeksi manusia. Rentang waktu antara masuknya gametosit
sampai terbentuknya sporozoid adalah 1-2 minggu, tergantung spesies dan suhu
sekitarnya.
b. Pada
Manusia
·
Fase Hati
Bila nyamuk anopheles betina yang infektif menggigit manusia, maka parasite malaria akan ditularkan ke orang tersebut. Parasit mengikuti sirkulasi darah dan masuk kedalam sel hati. Dalam waktu 7-21 hari parasite akan tumbuh dan berkembang biak, sehingga memenuhi seluruh sel hati. Selanjutnya sel hati pecah dan parasite masuk ke aliran darah, menginfeksi sel darah merah. Hal ini berlaku untuk infeksi P.falciparum dan P. malariae. Pada infeksi P.vivax dan P.Ovale, sejumlah parasite tetap berada dalam hati dan tidak berkembang biak(dorman). Parasite yang dorman ini dapat menyebabkan kekambuhan pada pasien dengan infeksi P.vivax dan P.ovale.
·
Fase sel darah merah
Fase ini merupakan fase aseksual. Pada saat merozoid dalam sel hati pecah, maka akan membebaskan tropozoit yang selanjutnya menginfeksi sel darah merah. Tropozoit akan terus mengalami perkembangan menjadi skizon. Skizon akan berkembang menjadi merozoid dan pecah membebaskan trofpozoit. Siklus ini akan berlanjut sampai 3 kali. Kemudian sebagian merozoid akan berkembang menjadi bentuk gametosit dan bila terhisap oleh nyamuk Anopheles sp betina siap melakukan perkembangbiakan seksual di dalam tubuh nyamuk.
II. Morfologi
1). Plasmodium falciparum
a. Bentuk
cincin : ukuran 1/5 dari eritrosit, accole ( sitoplasma ditepi eritrosit),
seringkali cincin mempunyai 2 inti,
b. tropozhoit
: eritrosit tidak membesar, terdapat titik Maurer, sitoplasma biru pucat
c. skizon
: hampir memenuhi eritrosit, bentuk padat, pigmen ditengah (hitam)
d. Mikrogametosit
dan Makrogametosit : Mikrogamet berbentuk pisang dan kromatin bertaburan
sedangkan pada makrogamet bentuknya bulan sabit dan kromatin padat ditengah.
2). Plasmodium
vivax
jdjfkg
a. Bentuk
cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin tebal, kromatin halus,tidak ada
pigmen
b. tropozhoit
: eritrosit membesar, vakuola jelas, sitoplasma bentuk ameboid, pigmen halus,
warna coklat kekuningan, terdapat titik schufner’s
c. skizon
immature : hampir mengisi seluruh eritrosit, bentuk ameboid, pigmen tersebar
d. Skizon
mature : hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit ada 14-24
(rata-rata 16), pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)
e. Mikrogametosit
dan Makrogametosit : waktu timbul 3-5 hari, jumlah dalam darah banyak, ukuran
mengisi eritrosit yang membesar, bentuk bulat/ovale, sitoplasma biru
pucat/merah muda untuk mikrogametosit sedangkan pada makrogametosit sitoplasma
berwarna biru gelap.
3) Plasmodium
Ovale
a. Bentuk
cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, tidak ada pigmen
e. tropozhoit
: ukuran kecil, bentuk padat, kromatin besar dan irregular, pigmen kuning
kecoklatan
f. skizon
: ukuran hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit antara 6-12
(min.8) pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)
g. Mikrogametosit
dan Makrogametosit : ukuran sebesar eritrosit, sitoplasma berwarna biru pucat
4)
Plasmodium
malariae
a.
Bentuk
cincin : ukuran 1/3 eritrosit, eritrosit tidak membesar
b. tropozhoit
: eritrosit tidak membesar, pigmen kasar, coklat tua bertabur dalam bentuk
rod/gumpalan
c. skizon
: mengisi penuh eritrosit merozoit 6-12 (min 8) tersusun seperti bunga
d. Mikrogametosit
dan Makrogametosit : bentuk bulat dan padat, sitoplasma biru tua, pigmen kecil
III. Penyakit
Definisi
penyakit malaria menurut Worl Healt Organization (WHO) adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasite malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke
dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria betina (Anopheles sp).
Definisi penyakit malaria lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang
dapat menyerang semua orang yang disebabkan oleh agen tertentu yang infektif
dengan perantara suatu vector dan dapat disebarkan dari suatu sumber infeksi
kepada host. Penyakit malaria bahkan dapat mengakibatkan kematian terutama yang
disebabkan oleh parasite plasmodium falciparum.
Terdapat
empat spesies plasmodium yang diketahui dapat menyebabkan penyakit malaria pada
manusia, yaitu :
1. Plasmodium
falciparum dapat menyebabkan malaria maligna (malaria peling berbahaya)
2. Plasmodium
vivax dapat menyebabkan malaria tertiana
3. Plasmodium
ovale dapat menyebabkan malaria tertian ovale
4. Plasmodium
malariae dapat menyebabkan malaria quartana
IV. Pemeriksaan
laboratorium
Diagnosis malaria ditegakkan seperti pada diagnosis
penyakit lain yaitu melaui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan
sediaan darah secara mikroskopis atau uji diagnostic cepat.
Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium
dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Pemeriksaan
dengan mikroskop : pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis di puskesmas/rumah
sakit untuk menentukan ada tidaknya parasite malaria (pisitif atau negative),
spesies dan stadium plasmodium dan kepadatan parasite
b. Pemeriksaan
dengan tes diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test-RDT)
Mekanisme
kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasite malaria, dengan metode
imunokromatografi dalam bentuk dipstick. Tes diagnostic cepat (RDT) untuk
malaria adalah tes imunokromatografi yang dapat mendeteksi adanya antigen
plasmodium tertentu melalui reaksi antigen-antibodi pada permukaan strip kertas
nitroselulosa. Tes ini sangat bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat
terjadi kejadian luar biasa (KLB) dan di daerah terpencil yang tidak tersedia
fasilitas laboratorium serta untuk survey tertentu.
V. Pengobatan
Pengobatan malaria pada awalnya menggunakan
klorokuin untuk malaria falciparum, dan sulfadoksin-pirimethamin (SP). Namun
sejak dilaporkan adanya resistensi terhadap jenis pengobatan tersebut sejak
tahun 1973, dan semakin meluas, pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini
menggunakan terapi kombinasi Artemisinin (artemisinin combined therapy)
sebagaimana yang direkomendasikan oleh WHO.
Ada beberapa kombinasi obat malaria yang digunakan
di dunia, yaitu kombinasi Artesunat-Amodiaquin, dihydroartemisinin-piperaquin,
dll.
VI. Pencegahan
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan
pembersihan sarang nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan
nyamuk atau upaya pencegahan dengan pemberian obat primaquin bila mengunjungi
daerah endemic malaria dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari (sebaiknya konsultasi
dengan dokter), Memanfaatkan kelambu pada saat tidur, menggunakan obat pengusir
nyamuk.