Jumat, 30 Mei 2014

Morfologi Plasmodium Sp

Plasmodium merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit malaria. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale, dan plasmodium malariae.
Kingdom         : Protista
Filum               : Apicomplexa
Kelas               : Aconoidasida
Ordo                : Haemosporida
Family             : Plasmodiidae
Genus              : Plasmodium
Spesie              : Plasmodium sp
Selain itu plasmodium juga dapat diartikan sebagai organisme sel tunggal yang mirip hewan, memiliki selubung inti sel, membentuk spora, dapat memasuki sel lain (yaitu sel eritrosit) dan dapat menyebabkan penyakit malaria.

I.       Siklus Hidup


a.       Pada Nyamuk
Fase seksual terjadi pada lambung nyamuk. Segera setelah nyamuk Anopheles betina menghisap darah penderita malaria, gametosit jantan akan mengeluarkan 4-8 flagel. Dengan flagel, gametosit jantan bergerak menuju ke gametosit betina dan membuahinya. Hasil fertilisasi bergerak menembus dinding lambung dan membentuk kista sepanjang dinding lambung nyamuk, bila kista pecah akan keluar sporozoit yang akan masuk ke kelenjar liur nyamuk dan siap menginfeksi manusia. Rentang waktu antara masuknya gametosit sampai terbentuknya sporozoid adalah 1-2 minggu, tergantung spesies dan suhu sekitarnya.
b.      Pada Manusia
·         Fase Hati
Bila nyamuk anopheles betina yang infektif menggigit manusia, maka parasite malaria akan ditularkan ke orang tersebut. Parasit mengikuti sirkulasi darah dan masuk kedalam sel hati. Dalam waktu 7-21 hari parasite akan tumbuh dan berkembang biak, sehingga memenuhi seluruh sel hati. Selanjutnya sel hati pecah dan parasite masuk ke aliran darah, menginfeksi sel darah merah. Hal ini berlaku untuk infeksi P.falciparum dan P. malariae. Pada infeksi P.vivax dan P.Ovale, sejumlah parasite tetap berada dalam hati dan tidak berkembang biak(dorman). Parasite yang dorman ini dapat menyebabkan kekambuhan pada pasien dengan infeksi P.vivax dan P.ovale.
·         Fase sel darah merah
 Fase ini merupakan fase aseksual. Pada saat merozoid dalam sel hati pecah, maka akan membebaskan tropozoit yang selanjutnya menginfeksi sel darah merah. Tropozoit akan terus mengalami perkembangan menjadi skizon. Skizon akan berkembang menjadi merozoid dan pecah membebaskan trofpozoit. Siklus ini akan berlanjut sampai 3 kali. Kemudian sebagian merozoid akan berkembang menjadi bentuk gametosit dan bila terhisap oleh nyamuk Anopheles sp betina siap melakukan perkembangbiakan seksual di dalam tubuh nyamuk.



II.    Morfologi
                  1). Plasmodium falciparum


a.       Bentuk cincin : ukuran 1/5 dari eritrosit, accole ( sitoplasma ditepi eritrosit), seringkali cincin mempunyai 2 inti,
b.      tropozhoit : eritrosit tidak membesar, terdapat titik Maurer, sitoplasma biru pucat
c.       skizon : hampir memenuhi eritrosit, bentuk padat, pigmen ditengah (hitam)
d.      Mikrogametosit dan Makrogametosit : Mikrogamet berbentuk pisang dan kromatin bertaburan sedangkan pada makrogamet bentuknya bulan sabit dan kromatin padat ditengah.

2). Plasmodium vivax

 jdjfkg
a.       Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin tebal, kromatin halus,tidak ada pigmen
b.      tropozhoit : eritrosit membesar, vakuola jelas, sitoplasma bentuk ameboid, pigmen halus, warna coklat kekuningan, terdapat titik schufner’s
c.       skizon immature : hampir mengisi seluruh eritrosit, bentuk ameboid, pigmen tersebar
d.      Skizon mature : hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit ada 14-24 (rata-rata 16), pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)
e.       Mikrogametosit dan Makrogametosit : waktu timbul 3-5 hari, jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, bentuk bulat/ovale, sitoplasma biru pucat/merah muda untuk mikrogametosit sedangkan pada makrogametosit sitoplasma berwarna biru gelap.

3)     Plasmodium Ovale

a.       Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, tidak ada pigmen
e.       tropozhoit : ukuran kecil, bentuk padat, kromatin besar dan irregular, pigmen kuning kecoklatan
f.       skizon : ukuran hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit antara 6-12 (min.8) pigmen berkumpul ditengah (kuning cokelat)
g.      Mikrogametosit dan Makrogametosit : ukuran sebesar eritrosit, sitoplasma berwarna biru pucat

4)     Plasmodium malariae

a.       Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, eritrosit tidak membesar
b.   tropozhoit : eritrosit tidak membesar, pigmen kasar, coklat tua bertabur dalam bentuk rod/gumpalan
c.       skizon : mengisi penuh eritrosit merozoit 6-12 (min 8) tersusun seperti bunga
d.      Mikrogametosit dan Makrogametosit : bentuk bulat dan padat, sitoplasma biru tua, pigmen kecil

III. Penyakit
Definisi penyakit malaria menurut Worl Healt Organization (WHO) adalah penyakit yang disebabkan oleh parasite malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria betina (Anopheles sp). Definisi penyakit malaria lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang dapat menyerang semua orang yang disebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu vector dan dapat disebarkan dari suatu sumber infeksi kepada host. Penyakit malaria bahkan dapat mengakibatkan kematian terutama yang disebabkan oleh parasite plasmodium falciparum.
Terdapat empat spesies plasmodium yang diketahui dapat menyebabkan penyakit malaria pada manusia, yaitu :
1.      Plasmodium falciparum dapat menyebabkan malaria maligna (malaria peling berbahaya)
2.      Plasmodium vivax dapat menyebabkan malaria tertiana
3.      Plasmodium ovale dapat menyebabkan malaria tertian ovale
4.      Plasmodium malariae dapat menyebabkan malaria quartana

IV. Pemeriksaan laboratorium
Diagnosis malaria ditegakkan seperti pada diagnosis penyakit lain yaitu melaui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji diagnostic cepat.
Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a.       Pemeriksaan dengan mikroskop : pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis di puskesmas/rumah sakit untuk menentukan ada tidaknya parasite malaria (pisitif atau negative), spesies dan stadium plasmodium dan kepadatan parasite
b.      Pemeriksaan dengan tes diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test-RDT)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasite malaria, dengan metode imunokromatografi dalam bentuk dipstick. Tes diagnostic cepat (RDT) untuk malaria adalah tes imunokromatografi yang dapat mendeteksi adanya antigen plasmodium tertentu melalui reaksi antigen-antibodi pada permukaan strip kertas nitroselulosa. Tes ini sangat bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) dan di daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas laboratorium serta untuk survey tertentu.

V.    Pengobatan
Pengobatan malaria pada awalnya menggunakan klorokuin untuk malaria falciparum, dan sulfadoksin-pirimethamin (SP). Namun sejak dilaporkan adanya resistensi terhadap jenis pengobatan tersebut sejak tahun 1973, dan semakin meluas, pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini menggunakan terapi kombinasi Artemisinin (artemisinin combined therapy) sebagaimana yang direkomendasikan oleh WHO.
Ada beberapa kombinasi obat malaria yang digunakan di dunia, yaitu kombinasi Artesunat-Amodiaquin, dihydroartemisinin-piperaquin, dll.

VI. Pencegahan

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan pembersihan sarang nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk atau upaya pencegahan dengan pemberian obat primaquin bila mengunjungi daerah endemic malaria dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari (sebaiknya konsultasi dengan dokter), Memanfaatkan kelambu pada saat tidur, menggunakan obat pengusir nyamuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar